Puisi Kopi Evi Sefiani

By on March 9, 2013

Candu

di satu lustrum, warna kopi di cangkir kita
tidak lagi sehitam malam dan mendung gulungan awan
ampasnya serupa serbuk harendong yang diterbangkan angin
menjadi metafora dalam puisi kita

yang menguap ke ruang asing ini bukanlah bau parfum atau bodymist
hanya wangi kembang kopi meruap dari mulut kita serupa aroma kata-kata
ah, tuhan
pastikah ini candu yang diceritakan para penyair serupa ganja atau khat?

kita reguk lagi hari
kita mabuk lagi seperti rendra yang tergila-gila pada cinta dan sastra
2013

Puisi lainnya dapat dilihat pada halaman ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Etem” Tradisi Keindahan Memotong Padi

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM “DARI RADEN AJENG KARTINI UNTUK MARIA MAGDALENA PARIYEM” KARYA JOKO PINURBO

ANTOLOGI PUISI 100 PENYAIR PEREMPUAN KPPI