Kembali Usai Badai (2)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Bismillahirrahmanirrahim.

Tulisan ini lanjutan dari tulisan saya sebelumnya. Setelah kuret, saya memahami bahwa, 

"Semua yang saya anggap saya miliki, hanyalah titipan dan bahkan diri sendiri hanyalah milik Allah."

Jadi, ikhlaslah untuk menerimanya ikhlaslah untuk melepasnya. Saya pun akan ikhlas menjalani segala yang telah ditakdirkan-Nya. Dengan keihklasan itu saya kembali dititipi seorang bidadari cantik nan mungil bernama Ghazea Raina Aqeela Rachman usai melalui proses kehamilan dan kelahiran yang berliku dan panjang. Sempat akan divonis blighted ovum, bedrest karena abortus imminens, placenta letak rendah, posisi posterior, dan lain sebagainya. Akhirnya setelah induksi dan pembukaan 5, Ghazea terlahir dengan operasi SC. 
Kelahiran Ghazea membuat saya merasa mendapat prajurit perempuan (sesuai namanya) yang mampu menguatkan saya akan badai hidup yang sedang dan akan menerjang kala itu. Masih bergelut dengan perjuangan mengASIhi dan melewati badai-badai rumah tangga lainnya. 
Saya juga sempat freelance dalam pekerjaan, lalu memilih membuka kelas calistung dan privat di rumah, hingga akhirnya resign dan menjadi Ibu Rumah Tangga seutuhnya. 
Seharusnya itu semua bukan alasan saya untuk tidak membaca, berpikir, menulis, berkarya, mungkin manajemen diri sayanya saja yang masih berantakan dan perlu dibenahi. 
Perlahan, saya mulai membenahinya. Belajar menjadi ibu dan istri bagi keluarga saya agar bisa menerjang badai-badai kehidupan. Saya mulai membaca beberapa karya lagi seperti buku-buku puisi, prosa "Jais Darga", essai, dan tentu lebih banyak membaca artikel parenting. Saya mulai mengikuti beberapa kelas parenting seperti laktasi atau MPASI. Saya juga mulai menulis lagi. Salah satunya menulis untuk forum Seminar Linguistik Internasional UPI 2018. Saya pun kembali bergairah luar biasa setelah mengikuti Kelas Foundation Institut Ibu Profesional Batch 7. 
Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Allah selalu melindungi, memberikan waktu dan jalan. 

Januari, 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Etem” Tradisi Keindahan Memotong Padi

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM “DARI RADEN AJENG KARTINI UNTUK MARIA MAGDALENA PARIYEM” KARYA JOKO PINURBO

ANTOLOGI PUISI 100 PENYAIR PEREMPUAN KPPI