Membuka “Dunia Ibu” melalui Stadium General
Begitu mendengar kata ‘ibu’ barangkali
kita teringat pada sosok perempuan dalam sebuah keluarga dengan tugas pokoknya
mengurus anak dan suami. Perempuan yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan
anaknya dengan penuh kasih. Perempuan yang bagi sebagian besar anak merupakan
sosok yang paling dihormati.
Banyak hal yang kita rasakan saat
mendengar atau menyebut ‘ibu’. Ia juga yang membuat kita mempelajari dunia
salah satunya melalui bangku sekolah. Kita bersemangat meraih cita-cita,
mendapat gelar tinggi, dan berhasil. Namun, kita kadang lupa pada satu hal.
“Bagaimana
bisa ibu berhasil menumbuhkan dan membesarkan keluarganya?”
Menjadi hal yang luput bagi banyak orang
bahwa setiap ibu memiliki cara sendiri dalam menjalankan perannya dalam sebuah
keluarga. Baik perannya sebagai seorang anak perempuan, seorang isteri, maupun
seorang ibu. Cara tersebut adalah sebuah ilmu yang dimiliki dan dipelajari.
Lalu, di mana ilmu tersebut ibu pelajari?
Tak seperti ilmu pada umumnya yang dapat
kita pelajari melalui bangku sekolah, dengan ujian dan nilai tertentu demi
gelar tertentu pula. Bukan juga seperti ilmu yang secara jelas dapat kita baca
dalam banyak literatur atau dapat kita teliti di laboratorium.
Menjadi seorang ibu adalah menjadi seorang
pembelajar yang tiada batas waktu kelulusan. Sepanjang seorang ibu hidup
membesarkan sebuah keluarga di masyarakat, selama itu pula ia seharusnya
belajar. Ilmu yang dimiliki seorang ibu umumnya terbatas pada pengalaman
hidupnya. Sejatinya setiap hal tentu ada ilmu dasarnya yang dapat kita pelajari
seperti ilmu lainnya.
Institut Ibu Profesional adalah sebuah
jenjang pendidikan yang dapat ditempuh seorang ibu untuk memiliki ilmu dasar
dalam menjalankan perannya. Dikelola oleh Komunitas Ibu Profesional, IIP
menjadi sebuah sekolah baru bagi dunia ibu dalam menjalankan perannya
menghadapi kemajuan zaman dan peradaban yang penuh tantangan.
Diawali perkenalan dalam kelas foundation
yang menggiring para ibu menuju pembelajaran sesungguhnya di kelas matrikulasi.
Dengan kata lain, matrikulasi menjadi pintu kelas utama bagi para ibu untuk
belajar memahami perannya. Dan bagi saya, memasuki matrikulasi menjadi sebuah
langkah awal yang penuh semangat dan sukacita melebihi perasaan saat pertama
kali lolos masuk perguruan tinggi.
Kelas matrikulasi dibuka dengan acara
Stadium Generale yang berlangsung tanggal 23-24 Januari 2019 pukul 19.00-20.30.
Sungguh menjadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa bagi saya
sebagai salah satu pesertanya. Pasalnya Stadium Generale merupakan pembukaan perkuliahan
online pertama saya yang diikuti oleh lebih dari 2000 peserta dari seluruh
Indonesia dan Asia. Masyaallah tabarakallah.
Dalam Stadium Generale hari pertama, saya
sungguh dibuat terkesan dan bergelora oleh banyak motivasi yang disampaikan Ibu
Septi Peni sebagai pendiri. Semakin bersemangat pula saat melihat cerita sukses
pengalaman alumni kelas matrikulasi batch 1 hingga batch 6.
Tanpa berlama-lama kini pintu “Dunia Ibu”
telah dibuka. Saatnya kita menjelajah di dalamnya dengan semangat, tekad, kerja
keras, komitmen, dan tentunya konsistensi kita demi meraih kebahagiaan dalam
menjalankan peran sebagai seorang perempuan, isteri, sekaligus ibu.
Belajar yang tiada habisnya sebab dari
rahim kita sejatinya bukan hanya anak yang lahir tapi sebuah masa depan dan
peradaban.
“Komitmen dan konsistensi adalah dua modal yang kita perlukan untuk memahami konsep diri kita sebagai seorang perempuan, ibu dan isteri.” (Septi Peni Wulandani)
Bandung, Januari 2019
Komentar