2 Ilmu Kunci Meraih Kebahagiaan yang Sering Dilalaikan
Siapa di antara kita
yang tidak ingin bahagia?
Tentunya setiap
manusia mengharapkan kebahagiaan. Bahagia dalam banyak hal dan definisi
pribadi. Salah satu kebahagiaan itu adalah bahagia menjalani hidup. Untuk apa?
Bagi saya meraih
kebahagiaan hidup untuk meraih jalan kebahagiaan di akhirat kelak. Nah, setiap
dari kita memiliki cara masing-masing untuk meraih kebahagiaan di dunia.
Pasalnya, definisi kebahagiaan setiap orang juga berbeda.
Ada yang bahagia
dengan banyak harta. Ada yang bahagia dengan banyak ilmu dan gelar. Ada yang
bahagia punya anak sukses. Ada yang bahagia bisa keliling dunia. Ada yang
bahagia makan makanan lezat. Ada yang bahagia mendapat kesehatan. Bahkan, ada
yang bahagia untuk sekadar bisa bangun dari tidurnya.
Bahagia dalam hidup
saya sungguh mungkin tak jauh berbeda dengan bahagia bagi banyak orang. Namun,
untuk meraih kebahagiaan itu, ada 2 ilmu dasar yang harus saya kuasai.
Manajemen Waktu
Manajemen dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan (1) penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran
(2) pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Dengan kata lain, manajemen waktu adalah suatu keadaan kita dapat menggunakan dan mempertanggungjawabkan waktu secara efektif demi mencapai suatu tujuan atau target. Melakukan manajemen waktu, salah satunya dengan memanfaatkan waktu hidup kita di dunia untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat sesuai dengan Firman Allah Ta'ala berikut ini.
(2) pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Dengan kata lain, manajemen waktu adalah suatu keadaan kita dapat menggunakan dan mempertanggungjawabkan waktu secara efektif demi mencapai suatu tujuan atau target. Melakukan manajemen waktu, salah satunya dengan memanfaatkan waktu hidup kita di dunia untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat sesuai dengan Firman Allah Ta'ala berikut ini.
وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Betapa pentingnya
urusan waktu sehingga Allah menurunkan Quran Surah Al ‘Ashr. Sungguh manusia
akan merasa rugi bila waktu hidup di dunia ia kehilangan rasa nikmat akan
sehat, waktu luang, masa muda, materi, dan tentunya nikmat hidup itu sendiri.
Tentu hal itu
mengingatkan kita pada sebuah nasyid milik Raihan berjudul “Demi Masa”. Lepas
dari syairnya yang dihikmati dari Firman Allah tersebut, sesungguhnya waktu
merupakan suatu hal yang fana bagi saya seperti juga kata Sapardi Djoko Damono
dalam puisinya berjudul “Yang Fana adalah Waktu”.
Waktu tidaklah kekal.
Waktu bisa berlalu begitu saja tanpa kita sadari. Waktu dapat menjadi tidak
berarti jika tidak kita manfaatkan dengan baik.
Mengatur waktu berarti mengatur diri kita sendiri sebagai pempinan atau pengelola waktu.
Tentang bagaimana dan apa saja yang dapat dilakukan saat kita dalam kondisi
sehat agar tidak sampai sakit, dalam kondisi lapang sebelum kita sibuk, dalam
kondisi memiliki materi (suatu hal) sebelum kita kehilangan, dalam usia dan
hidup yang masih Allah berikan?
Manajemen
Hati
Manajemen hati seperti
halnya manajemen waktu. Yang berbeda adalah hal kita kendalikan di sini adalah
hati. Fasilitator di kelas matrikulasi Bandung 1 Institut Ibu Profesional, Teh Esa Puspita, menambahkan bahwa manajemen adalah pengaturan, sedangkan hati adalah sesuatu yang kuat sehingga ia akan lebih baik jika dipimpin. Disebutlah, "kepemimpinan qalbu". Bagaimana agar hati kita merasa tenang, lapang, dan bahagia?
Ilmu hati yang ingin
saya pelajari di universitas kehidupan ini adalah sabar dan syukur. Masih
berkaitan juga dengan Quran Surah Al ‘Ashr.
Bukan hal yang jarang
kita merasa sedih, kecewa, dengki, marah, atau perasaan buruk lainnya terhadap
suatu hal, ujian, kesulitan, atau musibah.
Hal tersebut dirasakan dalam banyak situasi seperti dalam masalah
melayani suami, membesarkan anak, bergaul dengan tetangga, atau bahkan saat
menuntut ilmu sendiri.
Al-Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas حفظه الله dari Abu Yahya Suhaib bin
Sinan Radhiyallahu anhu ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya. (https://almanhaj.or.id/7497-bersyukur-saat-mendapat-kesenangan-dan-sabar-saat-mendapat-cobaan.html)
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya. (https://almanhaj.or.id/7497-bersyukur-saat-mendapat-kesenangan-dan-sabar-saat-mendapat-cobaan.html)
Sabar dan syukur
menjadi dasar dalam ilmu manajemen hati. 2 hal yang akan menggiring kita pada
ilmu utama dalam kehidupan, yakni ikhlas. Ketika sudah ikhlas kita sudah
melewati pembelajaran tentang sabar dan syukur. Ikhlas adalah kebahagiaan hidup
yang hakiki. Ikhlas dalam segala hal tentunya.
Alasan Mempelajari Ilmu
Mempelajari ilmu
Manajemen Waktu dan Manajemen Hati bagi saya adalah hal yang penting untuk saya
pelajari saat ini. Saya merasa rugi akan banyak hal dalam hidup. Pun dalam
menjalani peran saya sebagai anak perempuan, istri, dan ibu. Misalnya, ketika
bangun terlambat pekerjaan rumah keteteran. Berpengaruh terhadap pelayanan pada
suami dan anak. Akhirnya hati merasa sedih, kesal, dan menyesal. Ketika anak
sulit makan, baru merasa sedih dan menyesal karena selama ini menerapkan pola
makan yang buruk padanya. Atau ketika, anak berpulang kepada pemiliknya Allah
Ta’ala. Saya merasa kecewa, sedih, marah, gagal, dan menyesal tidak
menghabiskan banyak waktu yang tersisa untuk membesarkan anak dengan baik.
Saya merasa yakin jika
kita mahir dalam ilmu manajemen waktu dan hati, segala urusan dunia atau urusan
hidup kita akan terselesaikan sesuai kebahagiaan versi kita. Ilmu tersebut
tidak secara spesifik dipelajari di bangku kelas. Namun, jika kita pelajari
ilmu dasar tersebut, ilmu lain akan mengikuti kita. Contohnya, jika saya mampu
memanfaatkan waktu luang untuk mempelajari ilmu parenting. Maka, akan lebih
mudah menyesuaikan waktu kapan saya akan belajar, bagaimana saya belajar, kapan
saya mengamalkan ilmu tersebut pada anak atau keluarga saya. Saat hasilnya
belum sesuai harapan, saya sudah punya ilmu manajemen hati yang membuat saya
sabar dan mau belajar lagi.
Strategi Menuntut Ilmu
Salah satu strategi
awal yang saya lakukan untuk mempelajari ilmu manajemen waktu dan hati adalah
mengikuti perkuliahan di Institut Ibu Profesional. Hal yang sudah saya ingin
lakukan sejak tahun lalu saat melihat teman yang kini berhasil menjadi pribadi yang
lebih baik usai mengikuti kelas di IIP. Setelah terlewat 2 batch, akhirnya saya
berhasil masuk kelas matrikulasi batch 7. Ini langkah awal setelah sebelumnya
belajar di kelas foundation.
Ilmu tentang manajemen
gawai yang disampaikan oleh wali kelas saat itu membuat saya sadar tentang
pentingnya waktu. Waktu akan membawa kita pada banyak hal, ilmu, atau juga
skala prioritas. Saya semakin mantap, di perkuliahan IIP ini saya ingin sekali
mempelajari manajemen waktu dan hati.
Setiap memasuki materi
perkuliahan, saya akan belajar untuk lebih tepat waktu agar bisa fokus dan
lebih memahaminya. Duduk di deret depan kalau bisa. Melaksanakan NHW dengan
tepat waktu pula. Saya yakin materi dan NHW di kelas matrikulasi kelak akan
membawa kita untuk memahami peran hidup kita dan kelak kita juga akan
mengetahui passion ilmu dunia apa yang akan kita geluti.
Saya teringat pada
ini.
Nah, saat ini jujur
saya belum tau ingin fokus untuk menggeluti bidang ilmu apa. Karena semua ilmu
menarik untuk saya geluti. Masih ingin ini dan itu.
Di kelas IIP ini, saya
belajar untuk mencoba banyak hal baru. Dengan kemampuan manajemen waktu dan
hati, saya yakin kelak saya akan menemukan bidang yang menjadi passion saya dan
fokus di dalamnya.
Adab Menuntut Ilmu
Sejujurnya saat saya
mempelajari materi Adab Menuntut Ilmu di kelas Matrikulasi yang disampaikan
fasilitator, Teh Esa Puspita, saya malu dan sedih. Setiap poin dalam materi
tersebut menjadi tamparan keras bagi saya yang selama ini lalai. Tidak
bergegas, tidak fokus, terburu-buru mengakhiri ilmu tanpa menyelesaikannya,
tidak memperlakukan sumber ilmu dengan baik, dan masih banyak lagi.
Tentu hal itu juga
berawal dari kelalaian saya dalam ilmu manajemen waktu dan hati. Saya akan
terus berproses dan berusaha lebih baik. Setiap poin dalam adab menuntut ilmu
harus saya perbaiki demi keberkahaan ilmu itu pula.
Besar harapan saya
perkuliaan di Institut Ibu Profesional kelak saya memahami ilmu hidup
sesungguhnya. Memahami dan menjalankan peran diri dalam keluarga dan
masyarakat.
“Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup
kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia.”
(Institut Ibu Profesional)
Bandung, Januari 2019
Komentar