Checklist Indikator Ibu Profesional sebagai Modal Kebahagiaan


Ibu Profesional

Seperti pada artikel sebelumnya perihal peran ibu profesional dan sekilas tentang Institut Ibu Profesional, tulisan kali ini akan membahas lebih dalam tentang langkah menjadi ibu profesional. Masih dalam kelas matrikulasi, pada materi ke-2 saya diajak untuk lebih memahami makna ibu profesional dan bagaimana cara meraihnya. Teh Esa Puspita Ginanjar sebagai fasilitator langsung membuka cakrawala hati dan pikiran saya melalui materi berjudul “Menjadi Ibu Profesional Kebanggan Keluarga” tentang peran saya sebagai perempuan, isteri, dan ibu.
Kita mulai dengan mengenal kata IBU. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna;
1. perempuan yang telah melahirkan seseorang;
2. sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;
3. panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
4. bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari;
5. yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna;
1. bersangkutan dengan profesi;
2. memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
Dengan kata lain, menjadi ibu profesional berarti menjadi ibu cerdas yang mengerti ilmu dan cara mengelola dirinya dan lingkungannya. Menjadi ibu profesional berarti memiliki kebanggaan dalam menjadi peran dirinya. Dengan kebanggaan tersebut, rasa bahagia menjalani hidup akan diraih dan ditularkan pada lingkungan di luar diri kita.

Komunitas Ibu Profesional

Komunitas Ibu Profesional adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu. Perkuliahan yang diselenggarakan oleh Komunitas Ibu Profesional sebagai proses belajarnya diwadahi oleh Institut Ibu Profesional.
Melalui misi dan visinya, Komunitas Ibu Profesional membuat saya bersemangat dan ingin meraih kebahagiaan diri demi kebahagiaan lingkungan sekeliling saya dengan berbagai proses pembelajaran di setiap kelas dalam Institus Ibu Profesional.
(www.catatanshinitcha.wordpress.com)
Gambar di atas adalah sekilas tentang tahapan menjadi ibu profesional. Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya.
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

Indikator Keberhasilan Ibu Profesional
Secara umum indikator keberhasilan dalam pembelajaran menjadi ibu profesional adalah “Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”. Hal tersebut adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional karena customer kita adalah anak-anak dan suami.
Setiap kelas atau tahapan belajar di Institut Ibu Profesional memiliki indikator keberhasilan masing-masing sesuai dengan ilmu yang dibekalkan pada mahasiswanya.
Pada materi ke-2 di kelas matrikulasi ini saya dan teman-teman diberi tugas atau NHW (Nice Homework) untuk membuat checklist indikator profesionalisme perempuan sebagai diri, isteri, dan ibu.




Checklist Indikator Profesionalisme Perempuan
NWH (Nice Homework) ke-2  ini saya terlebih dahulu berdiskusi dengan diri sendiri dan suami. Hasilnya, saya amat muhasabah dan memahami bahwa dalam diri saya banyak sekali kekurangan dan ketidakdisiplinan. Saya sulit memanajemen waktu dan mengontrol jadwal kegiatan sehari-hari sehingga banyak tugas domestik yang kerap terbengkalai. Besar harapan saya pada NHW ke-2 ini semua tugas, target, dan harapan dalam semua peran yang saya lakoni dapat terlaksana.
1.      Perspective : Pribadi/Individu
Visi: Menjadi perempuan yang bahagia dan memberikan kebahagiaan bagi lingkungan di luar dirinya, seperti agama, keluarga, dan masyarakat.
Indicator
Measurement
Timebound
Minggu1
Minggu2
Minggu3
Minggu4
Bangun dan mandi sebelum azan subuh.
Setiap hari




Salat wajib diusahakan tepat waktu.
Setiap hari




Salat sunat dan witir.
Setiap hari




Salat dhuha setelah menidurkan zea.
Setiap hari




Salat magrib berjamaah saat ada suami.
Setiap hari




Tadarus Al-Quran minimal 2 halaman.
Setiap hari




Kajian Islam setiap selasa.
Setiap Selasa




Belajar ontime dan aktif dalam perkuliahan matrikulasi.
Senin-Sabtu




Menggunakan gadget hanya untuk komunikasi, kulwap, belajar, dan menulis saja.
Setiap hari




Mengaktifkan kembali blog minimal 2 posting.
Malam (Rabu dan Kamis)




Membaca lagi minimal 5 halaman.
Setiap hari




Menulis puisi dan esai lagi minimal 1.
Malam (Jumat)




Menelpon atau berkunjung ke orang tua atau mertua minimal 1kali.
Satu kali seminggu




Berkebun dan jumsih.
Jumat




Merawat diri/luluran minimal 1 kali.
Kamis/Minggu




Mencatat jadwal harian, melaksanakan, dan mengevaluasi diri.
Setiap hari




Memaafkan siapapun yang telah berbuat kesalahan.
Setiap saat




Sabar, ikhlas, dan syukur .
Setiap saat




Posting kebaikan di media sosial.
Setiap hari/Seminggu 2 kali




Hindari berdebat dengan siapapun. Utamakan diam dan tenangkan hati.
Setiap saat




Hindari gibah.
Setiap saat




Televisi hanya untuk berita.
Setiap hari




Qadha saum ramadhan.
Seminggu 3 kali




Jaga kesehatan hati, tubuh, dan pikiran.
Setiap saat





2.     Perspective : Isteri

Visi: Menjadi isteri juara satu yang bahagia dan patuh sehingga memberikan kebahagiaan bagi suami melalui “Baiti Jannati”.
Indicator
Measurement
Timebound
Minggu1
Minggu2
Minggu3
Minggu4
Patuh terhadap suami dalam hal kebaikan.
Setiap saat




Bangun sebelum suami. Tidur setelah suami.
Setiap hari




Memastikan rumah rapi dan bersih sebelum suami kerja dan saat pulang.
Senin-Sabtu




Menyiapkan makanan dan bekal makan siang.
Setiap hari




Menyiapkan segala kebutuhannya di rumah.
Setiap hari




Tidak boros dan cerdas mengelola keuangan.
Setiap saat




Pastikan berdandan cantik dan merawat diri di hadapan suami.
Setiap hari




Menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
Setiap saat




Tidak menimpali atau menyanggah atau berdebat dengan suami.
Setiap saat




Berusaha mengelola emosi dan hati.
Setiap saat




Tidak mengeluhkan hal kecil.
Setiap saat




Mengingatkan suami akan kebaikan.
Setiap saat




Membantu studi atau pekerjaan suami jika diperlukan.
Seminggu sekali




Tetap menjadi sahabat dan teman diskusi sebelum tidur.
Setiap hari




Belajar mijitin suami.
Seminggu 2 kali




  
3.     Perspective : Ibu

Visi: Menjadi ibu juara satu yang bahagia sehingga memberikan kebahagiaan bagi anak melalui “Baiti Jannati”.
Indicator
Measurement
Timebound
Minggu1
Minggu2
Minggu3
Minggu4
Menyiapkan makanan dan mengatur gizi Zea.
Setiap hari




Mengurus segala kebutuhannya.
Setiap hari




Memastikan Playmatnya bersih rapi setiap pagi dan malam.
Setiap hari




Mengurangi gadget dan tv saat bersama Zea.
Setiap hari




Mengajarkan makan sendiri, merapikan mainan, dan kemandirian.
Setiap hari




Mengajak berkebun dan main di halaman.
Jumat dan Minggu




Mengajak ke kajian islam dan soasialisasi masjid.
Selasa




Bermain dengan tetangga.
Seminggu sekali




Melatih motorik halus (pre-writting skill).
Senin-Rabu




Membacakan cerita.
Setiap hari




Mengajarkan berdoa sebelum berkegiatan.
Setiap hari




Mengajarkan tauhid dan salat.
Setiap hari




Melatih toilet training.
Pagi dan Malam








Bandung, Februari 2019



Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Etem” Tradisi Keindahan Memotong Padi

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM “DARI RADEN AJENG KARTINI UNTUK MARIA MAGDALENA PARIYEM” KARYA JOKO PINURBO

ANTOLOGI PUISI 100 PENYAIR PEREMPUAN KPPI