Produktif Meraih Misi Hidup, Lakukanlah!



Setelah melewati 8 minggu perkuliahan matrikulasi di Institut Ibu Profesional dan menyelesaikan NHW #1 hingga NHW #7 tepat waktu, tibalah saat mengerjakan NHW #8. Rasanya sungguh luar biasa, makin digiring, diingatkan, dan dimatangkan ihwal misi hidup. Semakin hari semakin tergambar bagaimana perjalanan dan rencana hidup akan saya jalani.
Semakin bermakna? Tentu. Hidup rasanya semakin bernilai saat kita dapat memahami dan menjalankan peran atau fitrah hidup yang diberikan Allah. Menikmati rutinitas untuk meraih dan menebarkan kebahagiaan, meskipun prosesnya masih sangat panjang dan banyak tantangan. Insya Allah selama bersungguh-sungguh, misi hidup akan tercapai.  Memang, apa visi  misi hidup saya?
Visi hidup saya ingin menjadi ibu professional juara satu kebanggaan keluarga. Misi hidup saya adalah menjadi ibu juara satu (dengan beberapa rencana strategis belajar ilmu parenting dan pendidikan anak serta memberi stimulasi tumbuh kembang anak), isteri juara satu (dengan beberapa rencana strategis menguasai pekerjaan domestik, melayani suami, memasak dan membiasakan pola hidup sehat), serta pribadi juara satu (dengan beberapa rencana strategis meningkatkan kualitas ibadah dan produktivitas menulis).
Saya merasa misi hidup saya sudah satu paket untuk mencapai visi ibu profesional. Mengapa? Begini, masih ingatkah pada kuadran aktivitas NHW #7?
Tabel kuadran 1 berisi aktivitas yang saya suka dan bisa. Artinya, aktivitas tersebut produktif dan mampu menghasilkan kebahagiaan bila dilakukan. Maka, saya memilih aktivitas belajar ilmu parenting sebagai satu aktivitas utama. Mengapa? Parenting artinya pengasuhan sebagai orang tua. Nah, menjadi orang tua tentu modalnya adalah kualitas diri yang mumpuni untuk menjadi ibu bagi anak dan isteri bagi suami. Jadi, belajar parenting ini menyokong produktivitas menjadi ibu profesional. Terbayangkah bila saya hanya berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak, tapi mengesampingkan peran sebagai istri? Atau saya terus melayani dan mengurus anak dan suami dengan mengesampingkan kualitas diri apalagi meraih kebahagiaan diri seperti me-time? Tentu bila salah satunya timpang, kebahagiaan yang dikejar tidak seutuhnya dirasakan.
Perihal visi, misi, rencana strategis, sebetulnya sudah saya gambarkan dalam road map NHW #5 seperti juga tergambar di atas. Selanjutnya, roadmap tersebut akan menguatkan konsep Be-Do-Have-Give dalam hidup.  
Be artinya saya ingin menjadi ibu profesional (ibu, isteri, dan pribadi juara satu) dengan mental pembelajar yang selalu semangat mencari ilmu, berproses, dan tak pernah puas. Pasalnya puas berarti berhenti belajar.
Do tergambar dalam rencana strategis dalam roadmap dan terinci dalam rencana operasional dalam checklist indikator. Keduanya merupakan alat yang dapat saya jadikan guide, tools, dan evaluasi untuk menjalankan misi hidup.
Have adalah hal yang ingin saya raih dalam visi misi hidup setelah menjalankan konsep do. Utamanya saya ingin meraih kebahagiaan peran. Bahagia karena berhasil meraih goals hidup seperti tergambar dalam roadmap. Goals hidup sebagai ibu, di antaranya: menjadi ibu juara satu bagi anak, anak shaleha, anak memiliki kualitas rutinitas yang kreatif, anak bahagia dengan perannya. Goals hidup sebagai isteri, di  antaranya: menjadi isteri juara satu bagi suami, keluarga sakinah, mawadah, warahmah, mampu berbagi dengan siapa pun, keluarga yang aktif berperan dalam masyarakat. Goals hidup pribadi, di antaranya: menjadi pribadi juara satu, memiliki manajemen hidup yang baik dalam waktu atau hati, menjadi penulis, memiliki kualitas spirituak dan akal yang berkembang, mampu berbagi ilmu dan menjadi keluarga yang cinta belajar.
Give berarti mampu berbagi. Salah satunya melalui karya, baik itu karya tulis atau sharing ilmu hidup. Adapun keinginan jangka panjang saya ingin membuat rumah belajar yang dapat dijadikan tempat bagi anak dan ibu lain untuk belajar banyak hal.
Konsep dan rencana yang dideskripsikan di atas tentu diraih dengan proses panjang yang tidak mudah. Pelu kesungguhan, pengorbanan, dan waktu yang tidak sebentar. Ingat, mentalnya jangan pernah puas dan terus berproses. Berikut adalah time plan dalam menjalankan proses meraih visi dan misi hidup saya. Semua hanya rencana dan sekadar teori yang tidak berarti apa-apa jika tanpa realisasi. Ya, intinya lakukan-lakukan-lakukan!
Bandung, Maret 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Etem” Tradisi Keindahan Memotong Padi

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM “DARI RADEN AJENG KARTINI UNTUK MARIA MAGDALENA PARIYEM” KARYA JOKO PINURBO

ANTOLOGI PUISI 100 PENYAIR PEREMPUAN KPPI