Roadmap Ibu Profesional
Belajar Cara Belajar
Usai menentukan misi hidup, peran, juga beberapa milestone perjalanan hidup kita, apakah
selesai?
Tentu saya mengira rasanya selama ini sudah menjalani
peran hidup dengan baik. Nyatanya saat pekan lalu dituntut menentukan misi dan
peran hidup kita serta akan seperti apa kita melangkah ke depan, rasa bingung,
galau, atau gundah gulana masih saja saya rasakan.
Artinya selama ini kita masih belum mengenali diri kita
dan tujuan hidup kita seutuhnya, bukan? Namun, setelah melewati kontemplasi
panjang. Sampailah saya menemukan garis-garis cahaya dalam hati dan kepala yang
menerangi akal saat menemukan misi hidup lalu menyusun milestone perjalanannya.
Setelah membaca kembali seluruh NHW (Nice Homework) yang
telah saya buat, untuk lebih memudahkan meraih misi hidup maka saya harus
belajar mencari cara belajar yang tepat. Misi hidup saya ingin menjadi ibu profesional
yang bahagia dan bijak dengan kemampuan manajemen waktu dan hati yang baik
serta memberikan kebahagiaan atau manfaat bagi lingkungan di luar diri sendiri.
Peran yang ingin saya raih dan jalankan adalah ibu profesional, pendidik, dan
penulis sehingga bidang yang saya tekuni adalah ilmu pendidikan keluarga dan
ilmu menulis.
Pada NHW #4 telah saya deskripsikan perjalanan saya
belajar melalui milestone. Saya
memulai milestone 0 km saat pertama
lulus masuk ke kelas Foundation Institut Ibu Profesional. Mengapa? Karena sejak
itu aksi belajar saya dimulai. Saya merasa mendapat suntikan energi, motivasi,
semangat, dan gambaran seperti apa ibu profesional. Saya pikir inilah tempat
yang tepat untuk saya menememukan, mengenali, memahami peran hidup saya dan
akan dibawa ke mana hidup saya. Lantas apa berarti selama ini saya tidak punya
tujuan hidup?
Setiap waktu yang dijalani, banyak hal dapat berubah,
termasuk pandangan dan pemikiran kita tentang peran serta tujuan hidup.
Mengingat banyak hal dapat terjadi, baik berupa ujian hidup maupun takdir
Allah, memungkinkan keinginan dan hal yang ingin kita raih berubah setiap saat
sebelum kita mencapainya.
Roadmap
Dalam NHW ini saya digiring untuk konsisten dan fokus
meraih misi hidup yang saya tentukan. Berusaha apapun yang terjadi kelak
menimpa saya, saya harus mencapai dulu misi hidup. Tidak mudah memang jika
tanpa kerja keras, bersungguh-sungguh, dan istiqamah. Untuk memudahkannya juga
saya menggambarkan cara belajar saya dalam sebuah roadmap berikut.
Mengapa roadmap?
Roadmap menggambarkan lebih rinci
rencana dan hal apa saya yang harus saya lakukan untuk mencapai misi hidup. Roadmap di atas cukup memberikan rencana
strategis beberapa tahun mendatang yang sebelumnya saya hanya tuliskan berupa milestone.
Perjalanan “Misi Hidup” dimulai di kelas Foundation,
lalu Matrikulasi (saat ini saya tekuni), Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda
Produktif, dan Bunda Shaleha. Ilmu-ilmu pendidikan keluarga, yakni ilmu
pendidikan dan pengasuhan anak (parenting), ilmu menjadi istri binangkit, ilmu personal development, personal grooming, serta komunikasi produktif
dalam keluarga sangat ingin saya timba.Ilmu lain, saya ingin menekuni ilmu
kepenulisan. Jangan lupa, kata Pak Sapardi Djoko Damono, “Yang Fana itu Waktu”.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang pandai memanfaatkan waktu. Untuk itulah,
saya juga memasukan ilmu manajemen waktu dan hati dalam setiap tahapan kelas
yang ingin saya tekuni.
Untuk memudahkan, saya membagi tiga jalan dalam
perjalanan saya dan ketiganya beriringan harus saya jalankan, yakni jalan
menuju ibu juara satu, istri juara satu, dan pribadi yang hakiki. Meskipun roadmap tersebut hanya menggambarkan
rencana strategis perjalanan saya secara luas dan sederhana, tapi cukup
memudahkan saya. Lantas, seperti apa aksi nyata dan detilnya?
Saya sebut rencana operasional. Rencana operasional
merupakan bagian dari konsep development
dalam roadmap perjalanan saya. Rencana
detil tersebut sebetulnya terjabar dalam Checklist
indikator. Saya hanya harus konsisten mengisinya setiap hari sebagai bagian
dari mulainya saya berjalan.
Checklist
indikator akan terus bertambah atau diperbaharui setiap tahunnya. Meningkatnya
tahapan kelas atau ilmu maka akan bertambah pula indikator yang ingin saya
lakukan dan raih. Lalu apa tujuan hidup saya selesai dan berhenti jika sudah
mencapai Bunda Shaleha?
Tentu tidak. Berhenti berarti lalai dan merasa puas.
Merasa puas adalah celah menuju kegagalan. Roadmap
ini hanya perjalanan menuju Goals Tahap 1 dalam hidup saya. Artinya, perjalanan
akan terus berlanjut menuju Goals Tahap 2, 3, 4 , dst. Bukankah tolabul ilmi
adalah kewajiban yang sifatnya lifetime. Selama Allah memberi kesempatan, usia,
kesehatan, maka selama itu kita harus memanfaatkan waktu untuk berbuat
kebaikan, salah satunya menuntut ilmu. Lantas apakah mencapai Goals Hidup
berarti semua perjalanan atau proses belajar telah berhasil?
Mencapai tujuan akhir mungkin hanya salah satu indikator
bahwa perjalanan saya mencapai misi hidup berhasil. Untuk meraihnya, saya harus
melakukan evalusi diri dalam setiap tahapannya. Mengapa? Tentu agar mampu lebih
mengontrol dan memperbaiki kekurangan dalam diri yang dinilai kurang atau belum
terealisasi dengan baik.
Evaluasi diri ini menurut saya penting dilakukan sebelum
kita mencapai tahapan yang lebih tinggi. Evaluasi dilakukan secara internal dan
eksternal. Evaluasi internal dilakukan dengan menilik Checklist indikator. Saya dapat membuat sistem scoring 1-4 dalam setiap pelaksanaan indikator sehingga diketahui
hal apa yang harus saya tingkatkan atau perbaiki.
Setelah melakukan evaluasi terhadap diri sendiri, saya
dapat melakukan evaluasi eksternal. Artinya, saya meminta orang disekitar,
seperti suami, anak, atau keluarga memberikan penilaian terhadap capaian ilmu
dan sikap yang saya lakukan. Berhubung anak masih kecil dan belum mengerti,
saya dapat meminta penilaian pada suami dan mertua.
Penilaian tersebut menggunakan sistem scoring 1-4 juga terhadap indikator. Alhasil,
saya dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan kualitas diri dalam
setiap langkah dalam perjalanan saya melalui evaluasi internal dan eksternal.
Bukankah tujuan saya melakukan perjalanan ini awalnya ingin merasakan
kebahagiaan dalam setiap peran yang saya jalani dan tentu ingin kebahagiaan itu
turut dirasakan orang sekeliling saya? Jadi, melalui evaluasi saya jadi tahu
juga tingkat kebahagiaan yang dirasakan suami atau keluarga misalnya.
Secara keseluruhan, saya sebetulnya mengadaptasi cara
belajar “ADDIE MODEL” seperti di bawah ini. Roadmap
adalah bagian dari desain pembelajaran yang buat. Checklist Indikator adalah bagian dari rencana operasional atau
pengembangan detil dari rencana strategis dalam roadmap. Itu juga sebagai bagian dari analisis serta implementasi
perjalanan saya. Terakhir saya melalukan evaluasi diri secara internal dan
eksternal.
“Learning how to
learn” artinya saya harus belajar mencari, mengenali, memahami, dan
menentukan cara belajar yang tepat untuk mencapai tujuan hidup saja. Desain
pembelajaran ini akan menjadi tak berarti lagi manakala saya tidak
melaksanakannya dengan kesungguhan, kerja keras, konsisten, juga penuh
komitmen. Harapannya, semoga desain tersebut adalah cara belajar yang tepat
bagi diri saya. Intinya terus belajar dan jangan terlena serta jangan merasa
puas. Just do it!
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Bandung, Maret 2019
Komentar